Seruan terpenting para nabi adalah anjuran untuk menuntut ilmu. Di manapun mereka selalu menunjukkan permusuhan terhadap kebodohan. Di samping bersandar pada ayat-ayat suci al-Quran setiap ada kesempatan untuk menjelaskan masalah teramat penting ini, sejumlah riwayat mengungkapkan betapa ilmu itu tak tertandingi.
Dalam sebuah hadis diriwayatkan Rasulullah saw bersabda: “Tidak ada kehidupan yang baik kecuali bagi dua orang : orang berilmu yang pengetahuannya dijalankan dan bermafaat, serta orang yang mau mendengarkan pelajaran.
Islam mewajibkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu. Bahkan ayat pertama yang turun kepada Rasulullah SAW saat menjadi nabi adalah salam surat Al-‘Alaq yang memiliki arti ‘Bacalah.’ (QS Al’alaq: 1).
Keutamaan ilmu, belajar dan mengajarkan ilmu sangat penting dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda,
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah no. 224).
Kebaikan lain dari orang berilmu adalah mereka menjadi teladan dalam kesabaran, ketawadhuan, dan akhlak mulia. Ilmu yang benar tidak hanya mengisi akal, tetapi juga menumbuhkan rasa takut kepada Allah. Karena itu, ulama dan orang-orang yang berilmu sejati biasanya rendah hati, tidak sombong, serta berusaha menjaga lisan dan perbuatan mereka agar selalu sesuai dengan ajaran Islam. Akhlak yang baik ini menjadi contoh nyata bagi masyarakat di sekitarnya.
Terakhir, keberadaan orang berilmu adalah penjaga agama. Mereka menjaga kemurnian ajaran Islam dari penyimpangan dan menuntun umat agar tidak salah jalan. Dengan bimbingan orang berilmu, generasi muslim dapat terus memahami Al-Qur’an dan Hadis sesuai pemahaman yang benar. Oleh karena itu, menuntut ilmu dan menghormati orang-orang berilmu adalah bagian dari ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam.
